MIND MAPPING
TOKOH-TOKOH KERAJAAN
HINDU-BUDHA
3.2 Memahami perubahan masyarakat Indonesia pada zaman Praaksara, zaman
Hindu-Budha dan zaman Islam dalam aspek geografis, ekonomi, budaya, pendidikan
dan politik.
Kerajaan Sriwijaya :
Prasasti Nalanda menyebut
Balaputradewa sebagai raja Suwarnadwipa, yaitu nama kuno untuk pulau
Sumatra. Karena pada zaman itu pulau
Sumatra identik dengan Kerajaan Sriwijaya, maka para sejarawan sepakat
bahwa Balaputradewa adalah raja Sriwijaya.
Pendapat yang paling populer menyebutkan Balaputradewa mewarisi takhta Kerajaan Sriwijaya dari kakeknya (pihak ibu),
yaitu Sri Dharmasetu. Namun, ternyata nama Sri Dharmasetu terdapat dalam
prasasti Kelurak sebagai bawahan Dharanindra
yang ditugasi menjaga bangunan Candi Kelurak. Jadi, Dharanindra
berbesan dengan pegawai bawahannya, bernama Sri Dharmasetu melalui perkawinan
antara Samaragrawira dengan Dewi Tara.
Dharmasetu menurut prasasti Kelurak adalah orang Jawa. Jadi, teori
populer bahwa ia merupakan raja Kerajaan Sriwijaya adalah keliru. Balaputradewa
berhasil menjadi raja Kerajaan Sriwijaya bukan karena mewarisi takhta
Sri Dharmasetu, tetapi karena pada saat itu pulau
Sumatra telah menjadi daerah kekuasaan Wangsa
Sailendra, sama halnya dengan pulau Jawa.
Berdasarkan analisis prasasti Ligor, Kerajaan Sriwijaya dikuasai Wangsa
Sailendra sejak zaman Maharaja Wisnu. Sebagai anggota Wangsa
Sailendra, Balaputradewa berhasil menjadi raja di Sumatra,
sedangkan kakaknya, yaitu Samaratungga menjadi raja di Jawa.
Kerajaan Kutai :
Mulawarman merupakan nama
raja Kerajaan Kutai dengan sebutan Maharaja Mulawarman
Nala Dewa yang memerintah pada abad ke-4
Masehi. Dalam prasasti
Yupa disebutkan bahwa Mulawarman pernah menyumbangkan 20.000 ekor lembu kepada
para brahmana.
Kerajaan Tarumanegara :
Purnawarman (Purnavarmman)
adalah raja besar kerajaan Tarumanagara yang tertera pada beberapa prasasti pada
abad V dan menjadi raja ke-3 yang memerintah tahun 317-356 Saka (395-434
Masehi) yang dapat menguasai wilayah Jawa Barat sebelum dilakukan oleh
Raja-raja Kerajaan Sunda Galuh seperti Maharaja Sanjaya
Harisdarma atau Sanjaya, Rakai Mataram, keturunan Galuh, Kawali yang
memerintah di Bumi Mataram atau Kerajaan
Medang dengan gelar (Rahyang ta rumuhun ri Medang ri Poh Pitu), Jawa
Tengah. Maharaja Purnawarman
mengidentifikasikan dirinya dengan Dewa Wisnu.
Kerajaan Kadiri :
- Sri Samarawijaya, merupakan putra Airlangga yang namanya ditemukan dalam prasasti Pamwatan (1042).
- Sri Jayawarsa, berdasarkan prasasti Sirah Keting (1104). Tidak diketahui dengan pasti apakah ia adalah pengganti langsung Sri Samarawijaya atau bukan.
- Sri Bameswara, berdasarkan prasasti Padelegan I (1117), prasasti Panumbangan (1120), dan prasasti Tangkilan (1130).
- Sri Jayabhaya, merupakan raja terbesar Panjalu, berdasarkan prasasti Ngantang (1135), prasasti Talan (1136), dan Kakawin Bharatayuddha (1157).
- Sri Sarweswara, berdasarkan prasasti Padelegan II (1159) dan prasasti Kahyunan (1161).
- Sri Aryeswara, berdasarkan prasasti Angin (1171).
- Sri Gandra, berdasarkan prasasti Jaring (1181).
- Sri Kameswara, berdasarkan prasasti Ceker (1182) dan Kakawin Smaradahana.
- Sri Kertajaya, berdasarkan prasasti Galunggung (1194), Prasasti Kamulan (1194), prasasti Palah (1197), prasasti Wates Kulon (1205), Nagarakretagama, dan Pararaton.
Kerajaan
Singasari :
- Ken Arok alias Rajasa Sang Amurwabhumi (1222 - 1247)
- Anusapati (1247 - 1249)
- Tohjaya (1249 - 1250)
- Ranggawuni alias Wisnuwardhana (1250 - 1272)
- Kertanagara (1272 - 1292)
Kerajaan
Majapahit :
1. Raden Wijaya (1293-1309)
Berdirinya kerajaan Majapahit adalah usaha dan perjuangan Raden Wijaya dibantu oleh pengikutnya. Ia mampu memanfaakan kedatangan tentara Cina Mongol (Kubilai Khan) yang datang ke pulau Jawa untuk menghukum Kertanegara. Kedatang Kubilai Khan dimanfaatkan untuk menyerang Jayakatwang di Kediri, sehingga kekalahan Kertanegara dapat terbalaskan karena Jayakatwang akhirnya meninggal di Ujung Galuh.
Setelah berhasil mengalahkan pasukan Kubilai Khan, maka pada tahun 1293 Raden Wijaya dinobatkan menjadi raja pertama Majapahit dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana. Dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang kuat, maka Raden Wijaya melakukan berbagai tindakan yaitu seperti membangun Majapahit sebagai pusat pemerintahan, mengawini keempat putri Kertangera yaitu Dewi Tribuwaneswari (Parameswari) dll.
Raden Wijaya wafat pada tahun 1309, dan di makamkan di candi Sumberjati (Candi Simping). Dan digantikan oleh putranya yang bernama Kalagemet, dan setelah menjadi raja bergelar Jayanegara yang memerintah pada thaun 1309-1328.
Berdirinya kerajaan Majapahit adalah usaha dan perjuangan Raden Wijaya dibantu oleh pengikutnya. Ia mampu memanfaakan kedatangan tentara Cina Mongol (Kubilai Khan) yang datang ke pulau Jawa untuk menghukum Kertanegara. Kedatang Kubilai Khan dimanfaatkan untuk menyerang Jayakatwang di Kediri, sehingga kekalahan Kertanegara dapat terbalaskan karena Jayakatwang akhirnya meninggal di Ujung Galuh.
Setelah berhasil mengalahkan pasukan Kubilai Khan, maka pada tahun 1293 Raden Wijaya dinobatkan menjadi raja pertama Majapahit dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana. Dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang kuat, maka Raden Wijaya melakukan berbagai tindakan yaitu seperti membangun Majapahit sebagai pusat pemerintahan, mengawini keempat putri Kertangera yaitu Dewi Tribuwaneswari (Parameswari) dll.
Raden Wijaya wafat pada tahun 1309, dan di makamkan di candi Sumberjati (Candi Simping). Dan digantikan oleh putranya yang bernama Kalagemet, dan setelah menjadi raja bergelar Jayanegara yang memerintah pada thaun 1309-1328.
2. Jayanegara (1309-1328)
Pemberontakan juga muncul pada masa pemerintahan Jayanegara (Kala Gemet), sewaktu menjadi raja ia masih sangat muda dan lemah sehingga dimanfaatkan orang-orang yang merasa tidak puas untuk memberontak.
Diantaranya pemberontakan tersebut:
a. Pemberontakan Ranggalawe tahun 1309
Dia kecewa karena tidak diberi kedudukan patih (ingin diangkat sebagai wakil raja) di Majapahit, tetapi hanya diberi kedudukan yang lebiih rendah sebagai penguasa (Bupati) Tuban. Ia tewas ditangan Kebo Anabrang komandan pasukan Majapahit.
b. Pemberontakn Lembu Sora Tahun 1311
Karena ia dihasut oleh seorang pejabat Majapahit yang bernama Mahapati. Mahapati sebenarnya sebenarnya juga musuh dalam selimut Jayanegara. Pemberontakan Lembu Sora dapat digagalkan (tewas)
c. Pemberontakan Juru Demung tahun 1313.
d. Pemberontakan Gajah Biru tahun 1314.
e. Pemberontakan Nambi tahun 1316.
f. Pemberontakan Kuti tahun 1319.
Pemberontakan juga muncul pada masa pemerintahan Jayanegara (Kala Gemet), sewaktu menjadi raja ia masih sangat muda dan lemah sehingga dimanfaatkan orang-orang yang merasa tidak puas untuk memberontak.
Diantaranya pemberontakan tersebut:
a. Pemberontakan Ranggalawe tahun 1309
Dia kecewa karena tidak diberi kedudukan patih (ingin diangkat sebagai wakil raja) di Majapahit, tetapi hanya diberi kedudukan yang lebiih rendah sebagai penguasa (Bupati) Tuban. Ia tewas ditangan Kebo Anabrang komandan pasukan Majapahit.
b. Pemberontakn Lembu Sora Tahun 1311
Karena ia dihasut oleh seorang pejabat Majapahit yang bernama Mahapati. Mahapati sebenarnya sebenarnya juga musuh dalam selimut Jayanegara. Pemberontakan Lembu Sora dapat digagalkan (tewas)
c. Pemberontakan Juru Demung tahun 1313.
d. Pemberontakan Gajah Biru tahun 1314.
e. Pemberontakan Nambi tahun 1316.
f. Pemberontakan Kuti tahun 1319.
3. Tribuana Tungga Dewi
(1328-1350)
Jaya Negara wafat pada tahun 1328. Karena ntidak punya keturunan maka tahta diserahkan kepada Gayatri atau Rajapatni (permaisuri R. Wijaya). Tetapi karena Gayatri telah menjadi Bhiksuni maka diwakilkan oleh putrinya yang bernama Tribuwanatunggadewi yang ditugaskan mewakili untuk memegang tahta kerajaan Majapahit. Suami dari Tribuwanatunggadewi adalah Kertawardana.
Pada pemerintahannya banyak terjadi pemberontakan seperti pemberontakan Sadeng dan Keta didaerah Besuki pada tahun 1331. Dan pemberontakan tersebut dapat dipadamkan oleh Gajah Mada. Atas jasa tersebut Gajah Mada diangkat menjadi Mahapatih Majapahit pada tahun1331 untuk menggantikan Aria Tadah yang sudah tua.
Jaya Negara wafat pada tahun 1328. Karena ntidak punya keturunan maka tahta diserahkan kepada Gayatri atau Rajapatni (permaisuri R. Wijaya). Tetapi karena Gayatri telah menjadi Bhiksuni maka diwakilkan oleh putrinya yang bernama Tribuwanatunggadewi yang ditugaskan mewakili untuk memegang tahta kerajaan Majapahit. Suami dari Tribuwanatunggadewi adalah Kertawardana.
Pada pemerintahannya banyak terjadi pemberontakan seperti pemberontakan Sadeng dan Keta didaerah Besuki pada tahun 1331. Dan pemberontakan tersebut dapat dipadamkan oleh Gajah Mada. Atas jasa tersebut Gajah Mada diangkat menjadi Mahapatih Majapahit pada tahun1331 untuk menggantikan Aria Tadah yang sudah tua.
4. Hayam Wuruk (1350-1389)
Pada tahun 1350, Majapahit diperintah oleh Hayam Wuruk. Ia bergelar Rajasanegara dan dalam menjalankan pemerintahan yang di dampingi oleh mahapatih Gajah Mada, Adityawarman dan Mpu Nala sehingga ppada masa tersebut Majapahit mencapai puncak kebesarannya, karena daerah kekuasaannya hampir meliputi seluruh Nusantara dan Majapahit berkembang sebagi Kerajaan Maritim sekaligus Kerajaan agraris.
Dalam rangka menguasai kerajaan Pajajaran, Gajah Mada melakukan Politik Perkawinan yang menyebabkan terjadinya peristiwa Bubad pada tahun 1357. Untuk memperkuat armada laut dipimpin oleh Mpu Nala. Dan juga menjalin persahabatan dengan negara-neagra tetangga yang disebut dengan Mitrekasatata.
Setelah Gajah Mada meninggal pada tahun 1364, sehingga Majapahit mengalami kesulitan untuk mencari penggantinya. Setelah tiga taun kemudian digantikan oleh Gajah Enggon. Meninggalnya Gajah Mada sangat berpengaruh terhadap pemerintahan Hayam Wuruh, sehingga pemerintahan Hayam Wuruk mengalami kemunduran. Hayam Wuruk meinggal pada tahun 1389. Selanjutnya tahta Majapahit diduduki oleh Wikramawardhana.
Pada tahun 1350, Majapahit diperintah oleh Hayam Wuruk. Ia bergelar Rajasanegara dan dalam menjalankan pemerintahan yang di dampingi oleh mahapatih Gajah Mada, Adityawarman dan Mpu Nala sehingga ppada masa tersebut Majapahit mencapai puncak kebesarannya, karena daerah kekuasaannya hampir meliputi seluruh Nusantara dan Majapahit berkembang sebagi Kerajaan Maritim sekaligus Kerajaan agraris.
Dalam rangka menguasai kerajaan Pajajaran, Gajah Mada melakukan Politik Perkawinan yang menyebabkan terjadinya peristiwa Bubad pada tahun 1357. Untuk memperkuat armada laut dipimpin oleh Mpu Nala. Dan juga menjalin persahabatan dengan negara-neagra tetangga yang disebut dengan Mitrekasatata.
Setelah Gajah Mada meninggal pada tahun 1364, sehingga Majapahit mengalami kesulitan untuk mencari penggantinya. Setelah tiga taun kemudian digantikan oleh Gajah Enggon. Meninggalnya Gajah Mada sangat berpengaruh terhadap pemerintahan Hayam Wuruh, sehingga pemerintahan Hayam Wuruk mengalami kemunduran. Hayam Wuruk meinggal pada tahun 1389. Selanjutnya tahta Majapahit diduduki oleh Wikramawardhana.
Sumber
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar